Puisi || Kabar Luka

Sore ini, saat aku berdiskusi dengan senja,
Ada sebuah kabar luka yang diterbangkan oleh angin,
Ia berupa deretan kata-kata yang membuatmu surut, seiring menyurutnya sinar mentari menjelang malam,
Aku juga mendapat kabar dari gerimis,
Bahwa hatimu teriris, hingga ingin layu saja, layaknya pepohonan yang sudah lama tak dapat hujan,
Kamu pun ingin tumbang,
Padahal, sebelumnya kamu ingin menjadi pohon yang tinggi, agar bisa bermain dengan angin, hujan, dan bisa menatap indahnya bumi dari ketinggian,
.
Dari semua berita yang terbang menuju gendang telingaku, Benarkah?
Apakah benar kamu sudah surut, juga layu?
Dan jika kamu sudah surut, juga layu, akankah derai air matamu bisa membuat badai berhenti?
Bagaimana dengan mimpi yang sudah kamu udarakan ke langit biru?
Bagaimana pula dengan malaikat tak bersayap, yang telah menunggu senyum hangatmu di sebuah istana yang sederhana,
.
Kamu, izinkan aku menguraikan hasil diskusi dengan senja saat sore tadi,
Ya, bagi kami,
Kamu adalah sebuah novel yang belum usai, masih banyak lembar kosong yang harus kamu isi,
Jika pena adalah perjalanan, dan tinta adalah semangat,
Mungkin sudah saatnya kamu harus mengisi tinta itu, agar kamu bisa kembali membuat kisah, dan milyaran untaian memory yang manis,
.
Kadang, memang perjalanan hidup cukup rumit,
Ia memberikan kita milyaran teka teki, juga misteri,
Ya, kadang kita hanya bisa jalani dengan senyuman, sabar, juga syukur,
.
By the way,
Izinkan aku mengutip sebuah kalimat dari Al-Qur’an yang mulia,
Dalam Q.S Al-Baqarah : 45, Allah SWT berfirman :
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
.
Aku harap malam ini akan banyak bintang, juga gerimis,
Dan kamu, jangan surut dan layu lagi ya,,,
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Photo Credit IG : @daniel_kesuma

Leave a Comment