Puisi || Nano Nano

Aku sembunyi dibalik bayang-bayang
Teriknya mentari yang ditutupi teratak
Agar tak dapat melihat wajahmu
Yang sebelumnya membuatku
Belajar arti guncangan jiwa
Saat beberapa tahun yang lalu
Dan belum bisa kulupakan
Meski,
Saat mata kita bertatapan
Aku menyahut senyummu
Yang tersimpul manis
.
Aku pun duduk ditengah keramaian
Dan berusaha menenangkan jiwaku
Yang goncang umpama seorang mahasiswa yang disidang oleh tiga orang dosennya
.
“Rileks, rileks, rileks, bismillah,,,,”
Sahut jiwaku menenangkan
Dan selang beberapa menit
Aku melirik ke arah meja mu,
Kamu pun pergi tanpa pamit

.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment