Haloo Sobat Marhatahata,,,
“Jakarta dalam Diam Mesin”
Di jalan panjang yang tak kunjung pulang,
Jakarta terjebak dalam desah knalpot dan lampu senja.
Waktu menguap di balik kaca mobil yang berembun,
sementara rindu tertinggal di rumah yang makin jauh.
Klakson bersahutan seperti nyanyian gugup,
dan langit—muram seperti kita yang pasrah.
Semuanya bergerak tapi tak maju,
seperti janji yang tak pernah sampai di ujung jalan.
“Simfoni Tiga Lampu”
Merah.
Kita berhenti, lagi.
Hijau.
Ah, masih belum jalan juga.
Kuning.
Jangan harap kau bisa menyalip nasib.
Motor menari zigzag bagai penari jalanan,
mobil-mobil meringkuk seperti kura-kura kelelahan.
Polusi jadi parfum kota,
dan sabar?
Barang mewah yang jarang dibeli pengemudi.
“Macet Adalah Nama Tengahmu, Jakarta”
Pagi belum sempat menyapa,
aku sudah dihentikan oleh lautan kendaraan
yang lebih padat dari jadwal Menteri.
Jakarta, kau selalu sibuk,
terlalu sibuk untuk mendengar keluh kami
yang berdamai dengan macet
seperti ritual yang diwariskan turun-temurun.
Setiap persimpangan adalah ujian iman,
dan setiap flyover adalah mimpi yang belum rampung.
Kau ajarkan kami banyak hal, Jakarta:
tentang waktu yang tak bisa dibeli,
dan detak jantung yang sering kalah oleh jarum jam.
By: chatgpt