Puisi ~ Malas

Malas

Aku duduk, waktu berlari,
mata terbuka, tapi mimpi tetap ku cari.
Hari berganti, niat tak jadi,
rencana tinggal di ujung kertas yang sunyi.

Pagi menyapa dengan cahaya,
tapi selimut lebih menggoda dari segala rencana.
Pekerjaan memanggil lirih,
tapi tubuhku membalas dengan helaan napas yang letih.

Malas bukan tak bisa,
hanya sering memilih “nanti saja.”
Sambil berdamai dengan rasa bersalah,
dan janji-janji kosong yang entah ke mana telah melalah.

Aku tahu dunia tak menunggu,
tapi entah mengapa, aku terus menunggu sesuatu.
Padahal yang harusnya kutunggu,
adalah diriku yang berani maju.

Malas itu manis di awal,
tapi pahit saat akhir menjemput tanpa bekal.
Ia datang dengan alasan yang rapi,
dan pergi meninggalkan sesal yang sunyi.

Tapi hari ini, meski lambat,
kuangkat pena, kulempar penat.
Karena hidup bukan milik mereka yang hanya ingin rebah,
tapi mereka yang melangkah meski lelah.

Leave a Comment