Habiskan Jatah Gagal di Usia Muda! Ini Kisah Jabbar Ali, Mawapres USU 2016!

“Setiap orang punya jatah gagal. Dan saya memilih menghabiskannya di usia muda. Agar ketika tua, saya tinggal menikmati jatah keberhasilan. (Jabbar Ali Panggabean)

Menjadi satu yang terbaik di tingkat universitas dalam ajang pemillihan mahasiswa berprestasi bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dicapai. Dibutuhkan semangat yang selalu menyala dan kegigihan yang tak pernah surut. Inilah yang telah dibuktikan oleh pemuda Indonesia yang satu ini, Jabbar Ali Panggabean, mahasiswa berprestasi Universitas Sumatera Utara tahun 2016 untuk tingkat S1.

Pada tim Indonesia Positif, Ali, biasa pemuda ini disapa, menceritakan panjang lebar tentang sepak terjangnya hingga bisa menjadi seorang mahasiswa berprestasi universitas. Check this out, Sob!

Tidak Lulus Ujian Masuk Universitas

Jabbar Ali lulus Sekolah Menengah Atas pada tahun 2011. Sebagaimana siswa menengah atas pada umumnya, pemuda ini juga mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi masuk universitas. Namun, nasib baik belum berpihak pada Ali. Lulusan SMA N 1 Sei Lepan ini tidak lulus seleksi masuk universitas yang dia inginkan. Hal ini membuat semangatnya turun. Inilah titik terberat dalam hidupnya. Beruntungnya, ia mendapatkan beasiswa mengikuti sertifikasi yang diadakan oleh Pertamina Indonesia dalam bidang mesin.

 

Selepas menyelesaikan program sertifikasi, pemuda yang aktif berorganisasi sejak SMA ini bekerja pada sebuah perusahaan otomotif. Di usia yang muda dan belum memiliki tanggungan, beliau sudah memiliki gaji yang lumayan. Hal ini sempat membuat Ali melupakan mimpinya terdahulu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Namun, pemuda berdarah Batak ini berhasil mewarnai kembali mimpi-mimpinya yang mulai pudar. Pada tahun 2012, pemuda asal kota Pangkalan Brandan ini mencoba kembali ikut seleksi masuk universitas. Di tahun ini, Ali berhasil mencapai mimpinya untuk masuk universitas.

Di awal perkuliahan, mahasiswa jurusan Ilmu Komputer ini menyibukkan diri di berbagai organisasi kampus. Salah satunya, Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Al-Khuwarizmi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU. “Di sini saya ikut mentoring. Dan selama satu semester mentoring itu, saya cuma berdua saja dengan pementornya. Temen-temen sekelompok mentoring saya pada menghilang.”

Candu Ikut Kompetisi

Kecanduan Ali mengikuti kompetisi dimulai sejak pemuda ini duduk di bangku SMA. Tercatat sekitar 200 kompetisi yang pernah dia ikuti sepanjang hidupnya. Tentu saja tak semuanya menang. Tapi, peraih juara 3 Olimpiade Sains Nasional Pertamina 2014 bidang Biologi ini meyakini satu hal yang sampai saat ini menjadi pemicu semangatnya, yaitu :

“Setiap orang punya jatah gagal masing-masing. Bahkan seorang Nabi dan Rasul, juga punya jatah gagalnya, apalagi kita manusia biasa. Tapi kita bisa memilih, mau kapan menghabiskan jatah gagal ini. Apakah ketika masih muda, atau ketika sudah tua. Dan saya memilih menghabiskannya di usia muda, agar ketika tua nanti saya tinggal menikmati jatah keberhasilan saja.”

Jadi Bagian dari Rumah Kepemimpinan

Menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan PPSDMS adalah titik balik dalam hidup pemuda kelahiran 9 Desember 1994 ini. Dalam National Leadership Camp, ia bertemu dengan banyak pemuda Rumah Kepemimpinan dari kota-kota lain di Indonesia. Melihat teman-teman dari luar Sumatera yang begitu luar biasa, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa S1 Ilmu Komputer ini termotivasi untuk meningkatkan prestasi. Sejak saat itu, Ali menargetkan pada dirinya untuk meraih minimal 1 prestasi setiap bulan. Wow, hebat ya, Sob!

Berkontribusi Melalui Hobi

Tak hanya senang berkompetisi untuk prestasi diri sendiri, ternyata Ali juga senang berkontribusi melalui berbagai kegemarannya. Best Participant pada Youthpreneur Training Camp 2015 di Malaysia dan Thailand ini memiliki hobi membaca buku. Melalui kegemaran membaca ini, Ali kemudian berinisiatif membuat sebuah taman baca yang diberi nama Rumah Buku Indonesia yang kini tengah dikembangkannya bersama teman-teman. Dari kebiasaan membaca, pemuda ini kemudian menulis sebuah novel. Novel pertamanya berjudul Kaizen, dan kini ia tengah menggarap buku kedua ber-genre motivasi.

Melalui hobi desain grafisnya, Ketua Umum Student Entrepreneurship Center (SEC) USU tahun 2014 ini mendirikan rumah desain grafis Alinteractive Studio yang berhasil membawa dirinya menjadi  penerima hibah 32 juta rupiah dalam kategori Big Idea Competition SEC USU 2014. Perpaduan hobi menulis dan desain grafis kemudian ia tuangkan dalam sebuah website Dreative.com. Sebagian artikel di Dreative.com adalah hasil terjemahan dari artikel bahasa inggris yang ia pelajari untuk memperkaya kemampuan bahasa inggrisnya.

Seleksi Mawapres Universitas, 30 Menit Terasa 2 Jam!

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam seleksi mahasiswa berprestasi USU, yaitu seleksi berkas, pengumpulan karya tulis ilmiah, dan presentasi karya tulis. Tahapan yang paling berkesan bagi Ali adalah ketika presentasi karya tulisnya.

“Karya tulis saya berisi tentang penerapan smartphone dan Android untuk menyelesaikan sebuah masalah. Saya mempresentasikan karya tulis ini ke 3 orang juri. Jadi, setiap peserta punya 3 orang dewan juri masing-masing. Salah satu dari dewan juri yang menilai saya adalah seorang profesor yang nampaknya usianya sudah cukup tua. Beliau tidak mengerti apa itu smartphone dan bagaimana menggunakannya. Saya harus menjelaskan itu secara detail kepada beliau. Hal ini merupakan sesuatu yang cukup menyulitkan bagi saya, terlebih lagi presentasi dilakukan dalam bahasa Inggris. Presentasi selama 30 menit ini terasa seperti 2 jam! Dan yang lebih membuat saya terkejut adalah ketika diumumkan saya mendapat nilai sempurna. Alhamdulillah.”

Just Do It!

Salah satu tips menjadi mawapres ala Ali adalah just do it. Jika kita ingin jadi mahasiswa berprestasi, ya kita harus mau ikut banyak kompetisi. Kalau kita mau punya kemampuan bahasa inggris yang bagus, ya kita harus mau belajar bahasa inggris secara rutin. Lakukan saja, jangan terlalu banyak berpikir tanpa bertindak.

Sobat Positif, demikian sepak terjang Ali, dari awalnya tidak lulus ujian masuk universitas yang diinginkan hingga sekarang bisa jadi Mawapres USU. Ali memutuskan untuk menghabiskan jatah gagal pada masa mudanya sekarang. Kalau kamu kapan, Sob?

Sumber : http://indonesiapositif.com/kisah-jabbar-ali-mawapres-usu-2016/

Leave a Comment