Puisi || Lara

Laksana di terpa hujan, badai di tengah jalanan jurang yang gelap di tengah hutan pinus, malam itu,
Di bulan november yang dingin….
Raga pun tak bisa lagi mengayuhkan kaki tuk melangkah, mengayunkan tangan yang kaku dalam kedinginan, mata yang berkunang – kunang, raga yang letih
.
Namun tetap kutatap gelapnya malam itu
Kutatap masa depan yang penuh dengan misteri,
Aku ingat senyum ibu…
Aku ingat semangat ayah…
Aku ingat semuanya…
“Tersenyumlah” dipanggil jiwaku yang seakan mulai pergi

.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Photo Credit IG : @rizkaardianalbs

Leave a Comment