Puisi ~ Angin Rindu dan Kagum

Pada kagum yang telah kuuraikan panjang dan lebar,
Aku dan hati memutuskan pergi,
Untuk sementara waktu,
Aku dan hati,
Telah berdiskusi dengan senja kemarin sore, angin malam, juga pagi,
.
Sejenak,
Izinkan aku pergi ke dalam hutan belantara yang hijau dan berlumut,
Yang di dalamnya ada aneka ragam pepohonan, bebatuan, mata air, juga suara burung dan serangga,
.
Aku dan hati,
Mencoba tuk merayu semesta,
Dari prahara,
Dan gejolak hati yang berkecamuk,
Juga nalar yang resah, kalut dan bimbang
.
Aku ingin berdamai pada kagum yang telah kuungkapkan,
Pada rasa yang tumbuh,
Juga pada gerimis hati dan hujan,
.
Sesampainya di hutan belantara yang hijau dan berlumut,
Aku akan mengambil nafas yang dalam,
Lalu menumpahkan karbon dioksida pada jutaan pepohonan hijau ini,
Aku kemudian berteriak sekeras-kerasnya,
Pada mata air yang alirannya cukup deras dan suaranya mengalun indah di telinga,
Lalu aku berdiskusi dengan bebatuan, rumput, burung yang hinggap, juga serangga,
Rupanya,
Hati terasa cukup damai
.
Sekembaliku dari hutan belantara yang hijau dan berlumut,
Aku akan datang dengan hati yang baru,
Hati yang masih dihiasi kagum,
Namun sudah terangkai dengan baik dan indah,
.
Jika aku masih rindu,
Aku akan mengirimkannya lewat angin malam,
Dan aku berharap akan sampai menuju inti hatimu,
Dan jika kita bertemu lagi,
Mari bercerita tentang kejadian konyol hari ini dan kemarin, tentang kagum, rindu, mimpi dan masa depan,
Lalu tersenyum dan tertawa lepas.
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti
Project : Tempayan Rahasia

Leave a Comment