Di ufuk barat, matahari pulang perlahan,
menyisakan jingga yang menari di langit Kebumen.
Angin sore membawa bisik lembut lautan,
menyapa bukit kapur yang berdiri dalam diam.
Di pantai, ombak berkejaran memecah cahaya,
membuat garis emas di setiap tarikan pasang surutnya.
Langit berwarna madu,
seakan menumpahkan cerita hari yang ingin disimpan waktu.
Burung-burung terbang rendah, mencari tempat pulang,
sementara cahaya senja memeluk tanah ranah Kebumen
dengan ketenangan yang hanya bisa dirasakan,
bukan sekadar dilihat.
Dan ketika matahari akhirnya tenggelam,
tinggallah kehangatan yang menenangkan—
seperti janji bahwa esok akan lahir kembali
dalam keindahan yang tak pernah benar-benar hilang.