Dari serangkaian prahara yang datang bertamu,
Bertahan untuk jangka waktu yang berpenghujung,
Aku dan segenap hati,
Memutuskan pergi untuk melerai luka,
Belajar melupakan pada kisah yang lalu,
dan mencoba merangkai kembali kisah-kisah yang akan datang,
Dengan diriku sendiri.
.
Aku mengiakan,
Kalau kamu adalah puisi yang pernah menyembuhkan luka,
Walau pada akhirnya kamu juga membuat goresan luka baru,
Namun kenangan kita cukuplah unik,
Hingga saat aku bersama diriku sendiri,
Aku masih sering mengingatmu,
Dan kenangan,
.
Salahkah jika pada suatu waktu aku merindukanmu?
Hahaha
.
Sepertinya,
Aku masih harus belajar lebih giat melupakan,
Menutup kisah yang tidak sempurna,
Suatu hal yang tidak mudah,
Namun,
Seperti biasa,
Waktu adalah obat paling mujarab dari hati yang terluka,
Waktu juga adalah obat paling mujarab untuk melupakan untaian memory yang terlanjur menjadi kenangan.
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti