Review Buku “Ranah 3 Warna” – Ahmad Fuadi

Haloo Sobat Marhatahata,,,

Identitas Buku

  • Judul: Ranah 3 Warna
  • Penulis: Ahmad Fuadi
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun Terbit: 2011
  • Jumlah Halaman: ± 400 halaman
  • Genre: Fiksi inspiratif, Bildungsroman

Sinopsis Singkat

Ranah 3 Warna adalah novel kedua dari Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Buku ini melanjutkan kisah hidup Alif Fikri, setelah lulus dari Pondok Madani. Kini ia menghadapi realitas dunia luar yang keras: perjuangan untuk kuliah, kesulitan ekonomi, hingga menghadapi duka mendalam karena kepergian ayahnya.

Namun, dengan bekal semboyan hidup dari pesantren, “Man Jadda Wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil), dan tambahan semboyan baru: “Man Shabara Zhafira” (siapa yang bersabar akan beruntung), Alif terus berjuang mewujudkan impian besarnya: belajar ke luar negeri.

Dalam novel ini, Alif akhirnya berhasil meraih beasiswa ke Kanada. Ia mengalami pergeseran budaya, konflik batin, dan ujian integritas, yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih matang dan tangguh.


Tema dan Nilai Utama

Novel ini mengangkat tema ketekunan, kesabaran, dan pembentukan karakter melalui ujian hidup. Berbeda dari buku pertama yang banyak bernuansa pesantren dan persahabatan, Ranah 3 Warna lebih menyoroti perjuangan individu menghadapi tantangan hidup nyata dan transisi dari remaja ke dewasa.


Kelebihan Buku

Inspiratif dan membumi – Menggambarkan perjuangan mahasiswa dari keluarga sederhana yang ingin mengubah nasibnya.
Bahasa mudah dipahami namun puitis – Cocok untuk pembaca muda maupun dewasa.
Menghadirkan nilai Islam secara natural – Tanpa menggurui, tetap membentuk karakter religius.
Cerita lintas budaya – Perjalanan dari Minang, Jawa, Jakarta hingga Kanada memperkaya perspektif.

Kesimpulan

Ranah 3 Warna adalah novel motivasi yang sangat menggugah bagi siapa saja yang sedang berjuang—dalam pendidikan, kehidupan, maupun dalam menjaga mimpi besar tetap hidup. Novel ini tidak hanya menyajikan kisah sukses, tetapi juga mengajarkan bahwa kesabaran, ketekunan, dan kejujuran adalah senjata utama menghadapi kerasnya dunia.

Leave a Comment