Puisi || Terkenang

Terbangun dengan mata sayu
Dari tidur ayamku,
Ditepian jendela rumah inap
Kota kecil
Gemericik air yang jatuh ke tanah terdengar sayup – sayup
Berikut suara jangkrik
Dan gemuruh halilintar mungil serasa
lembut di telinga
Hawa pun semakin dingin

Kusentuh air hujan yang turun dari sela genteng via jendela kaca segi empat itu
Menikmatinya,
dengan mata terpejam imut
Seketika lamunanku melanglang buana
Ke sebuah tempat istimewa
“Penjara suci”
Sebagian shahibku mengujarkannya

Aku ingat pahlawan tanpa tanda jasa itu, ingat dengan perpustakaan dan lapangan tanah merah favorit kami, juga rumah ibadah penenang hati saat haus akan siraman rohani

Memoriku seakan membuka file demi file dalam folder yang tersusun rapi,
Dan tetiba saja file “musim gugur”
Terbuka, dan mengingatkanku pada jurnal agenda masa putih abu – abu
Aku menyebutnya “musim gugur”
Saat mahoni menggugurkan dedaunan kuning coklat sambil tersenyum manja

Ia bercerita tentang study, family, juga friendship di negeri Pecahan es, Kanada
Ia juga bercerita tentang pelabuhan hati, teman hidup untuk menua bersama
Intinya tentang impian indah di masa depan untuk kesejahteraan dan kemakmuran,,,
.
.
Seketika saja jiwa bergetar, raga semakin tegar, semangat menggelegar
Akupun bangkit dari lamunan panjang
Secercah harapan….
Yang kuyakini segera terwujudkan

.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment