MEDAN – Di tengah kerusakan lingkungan disebabkan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti menebang hutan bakau atau biasa disebut hutan mangrove, ternyata masih ada anak muda seorang mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang peduli akan hal tersebut. Namanya Doni Latuparisa.
Pria kelahiran Stabat 7 Juni 1993 yang baru saja lulus S1 Antropologi USU ini membuktikan kecintaannya terhadap lingkungan dengan membentuk komunitas penyelamat hutan mangrove yang disebut KeMANGTEER.
Doni merupakan pendiri KeMANGTEER di Kota Medan, setelah sebelumnya KeMANGTEER terbentuk di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Malang, Yogyakarta, Tangerang, Serang, dan Langsa.
Sosok Doni Latuparisa saat ini sangat dikenal di kalangan mahasiswa dan komunitas pecinta lingkungan. Sebagai seorang aktivis lingkungan, cukup banyak kegiatan yang bersifat menyelamatkan lingkungan yang dilakoninya.
Salah satunya yang cukup membanggakan dan membawa harum nama daerah ini, terpilihnya Doni sebagai salah satu finalis HiLo Green Leader 2015 mewakili Sumatera Utara.
Ajang tersebut merupakan kompetisi nasional yang mencari pemimpin peduli lingkungan yang disiarkan langsung di salah satu stasiun televisi nasional. Doni berhasil menyingkirkan 200 pesaingnya untuk daerah Sumatera Utara.
“Mengikuti ajang nasional yang bergengsi seperti itu adalah kebanggaan terbesar buat saya pribadi, apalagi membawa nama Sumatera Utara,” ujar Doni kepada Cikita Putri dan Laila Badrah, mahasiswa Fisipol USU yang mewawancarainya di kampus USU Jalan Dr Mansur Medan dan mengirimkannya ke GoSumut (GoNews Group), Kamis (9/6/2016).
Untuk menjadi wakil Sumatera Utara dalam ajang nasional tersebut, proses yang dilalui Doni tidaklah mudah. Awalnya, Doni mengirimkan video bertemakan lingkungan sebagai tahap pertama dalam pendaftaran. Dilanjutkan dengan menulis essai dan wawancara. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Doni terpilih menjadi Wakil Sumatera Utara.
Setelah terpilih menjadi Wakil Sumatera Utara, perjalanan Doni tak berhenti sampai di situ. Doni dan 12 grand finalist lainnya menjalani masa karantina selama 7 hari. Banyak kegiatan yang dilakukan seperti kelas lingkungan, kelas public appereance, dan mendapatkan kesempatan untuk melakukan trip ke beberapa provinsi di Indonesia. Pada malam puncak ajang tersebut, Doni berhasil menyabet penghargaan sebagai Top 3 The Best Social Greener di ajang HiLo Green Leader.
Beberapa tampuk organisasi yang digeluti Doni selama ini antara lain pernah menjadi Ketua Biro Kajian Sosial Masyarakat HMI FISIP USU 2012-2013, Departemen Pembinaan Anggota HMI FISIP USU 2013-2014, Bidang Logistik Komisi Pemilihan Umum PEMA FISIP USU, Sekretaris Jenderal KeMANGTEER Indonesia 2015-2016, Sekretaris Umum Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) WALHI SUMUT, dan Fasilitator FGD Urban Inequity UN Habitat 2016 di Medan.
Sumatera Utara patut berbangga karena memiliki sosok pemuda yang peduli lingkungan dan memiliki prestasi yang membanggakan. Tidak banyak anak muda zaman sekarang yang peduli seperti Doni. Memiliki jiwa sosial yang tinggi terutama untuk masalah lingkungan.
“Sudah saatnya kita mengikuti apa yang dilakukan Doni. Tidak hanya di bidang mangrove tapi juga bisa di bidang lain seperti kreasi daur ulang sampah. Kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi,” tulis Cikita Putri yang kini kuliah di semester enam Fisipol USU. ***
Sumber : https://www.gosumut.com/berita/baca/2016/06/09/doni-latuparisa-anak-muda-peduli-mangrove/2/#sthash.rEXg7be2.dpbs