Puisi || Gadis Desa

Kumenemukan senyuman hangat di sore tadi, senyuman dari seorang gadis desa
Yang bertemu tanpa sengaja dipersimpangan gang durian hari sabtu yang lalu
.
Kini ia benar-benar ceria dan sangat berbeda dari sebelumnya
Rupanya, ia telah menemukan sepotong hati yang baru, yang akan dipupuknya tiap detik agar tumbuh berbunga dan juga berbuah ranum
Dan kini hari bahagia mereka sudah memasuki H-3
Sebagai teman, kuucapkan : semoga menjadi keluarga yang samawa,,,
.
Tahukah kamu jika ia sebelumnya adalah hati yang retak dan berkeping-keping?
Mulanya ia menemukan rindu yang tak diundang, yang tumbuh dari bayang-bayang purnama yang sunyi
Rindu itu menyentuh inti jantungnya, dan perlahan berubah menjadi cinta
Semesta menyaksikan hari-hari bahagia mereka, bersama menikmati hari-hari yang sempurna dan tidak sempurna
.
Seiring berjalannya waktu, ia ditinggalkan dengan baik-baik namun dengan cara yang tidak elok
Rupanya lelaki yang dianggapnya setia malah pergi dengan kekasih barunya
Pernikahan sederhana dan keluarga bahagia yang mereka impikan retak berkeping-keping dan mencair umpama es kutub utara yang runtuh saat panas mentari datang
.
Banyak yang harus diceritakannya tentang lelaki yang telah menyentuh inti jantungnya itu, termasuk duka yang sangat amat dalam sebelum dan setelah ia ditinggal pergi, dan takkan kembali lagi untuk melabuhkan hatinya.
Namun ia mengambil hikmah dari kisah kelam cintanya
Bukankah Tuhan memberikan kesulitan sebelum kemudahan? Rasa sakit sebelum sehat? Rasa kecewa, duka, sebelum bahagia?
“Mungkin inilah cara Tuhan mengajariku, agar menjadi orang yang lebih baik dan kuat di masa depan,” katanya.
.
“Oh ya, tentang suka, duka, kecewa, bahagia yang telah kami jalin selama ini
Kuharap ia mengurai bersama kenangan
Meski kadang rasa rindu itu tetaplah ada di saat aku duduk dan menatap langit dari kamar jendela” katanya

.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Photo Credit IG : @gijunggg

Leave a Comment