Kita adalah temu yang yang menyimpan rasa kagum,
Lalu hati melukis beragam rasa yang nano-nano,
Intinya ya bahagia,
Lantas rindu,
Serasa dihantarkan oleh angin malam,
Saat mentari kembali ke peraduannya,
Langit berwarna merah jingga yang indah,
Dan sepertinya,
Aku merindukanmu,
Tatkala rasa rindu yang kian menggunung,
Seiring makin gelapnya malam.
Seiring berjalannya waktu,
Rupanya,
Semesta memberikan kita lagi temu,
Yang pada akhirnya,
Kita mencoba tuk saling mengungkapkan rasa suka dan kagum,.
Sebuah mimpi yang indah bukan??,
Saat rasa kagum tidak hanya bertepuk sebelah tangan,
Laksana lagu sedih yang menyayat hati.
Lalu,
Apakah alangkah baiknya,
Untuk hari-hari selanjutnya,
Kita melukis memory yang manis dan hangat,
Misalnya saat waktu luang,
Kita menikmati hobi bersama,
Kulineran, olahraga, Juga jalan-jalan menyusuri indahnya dunia,
Juga bercerita tentang hari ini pada penghujung malam sebelum tidur,
Adalah hal sederhana yang aku cintai,
Dan membuatku candu.
Bagaimana jika kisah kita aku tuliskan pada sebuah sebuah puisi yang berjudul,
Kamu, temu, dan memory hangat,
Lalu ia kusimpan dalam sebuah tempayan rahasia,
Pada sebuah almari jati,.
Laksana tanaman yang tumbuh saat musim hujan tiba,
Lalu bunga-bunga ikut mekar dan wangi,
Begitu juga rasa kagumku,
Semakin tumbuh tak terhenti,
Karenanya,
Izinkan Aku menyayangimu.
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti