Kumpulan pengalaman horor dan Mistis menginap di Hotel

Berikut ini adalah kumpulan pengalaman horor dan mistis menginap di Hotel. Diambil dari https://id.quora.com/

Andreas Christian, Associate Agency Director di Prudential Financial

Pesan kamar untuk menginap 7 hari, namun hanya dipakai untuk 3 jam saja.

********

Pengalaman ini terjadi di kota Medan, pada akhir Juli 2019. Kunjungan saya ke kota Medan ini dalam rangka mengurus event yang diadakan oleh salah satu TV swasta. Kota Medan ini merupakan kota terakhir tempat event ini diadakan, setelah sebelumnya digelar di Jakarta & Surabaya.

Ketika sesampainya di kota Medan, pada pukul 13.00, saya tidak langsung menuju ke penginapan. Saya memilih untuk mampir dulu ke venue tempat event diadakan, melihat progres instalasi dan berkoordinasi dengan tim yang bertugas.

Setelah itu saya baru menuju penginapan yang sudah saya booked. Penginapan ini dikenal dengan nama ‘Pintu Merah’, nah mudah ditebak kan? Saya memilih penginapan ini, karena lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat acara, foto-foto kamar yang menarik dan harganya yang murah.

Berbekal pengalaman saya menginap selama 1 minggu di Surabaya, di salah satu cabang premium group OYO, saya memilih untuk menginap di ‘Pintu Merah’ ini. Penginapan ‘Pintu Merah’ ini juga merupakan versi premiumnya karena ada embel-embel kata ‘Pluz’ dibelakangnya.

Biaya yang dikeluarkan selama 7 hari sangat murah, +/- Rp1jutaan untuk 7 hari. Saya pikir hanya untuk tidur saja, tidak perlu yang mahal-mahal. Toh waktu saya akan lebih banyak berada di venue.

Foto kamar yang ditunjukkan di aplikasi

Fotonya menarik bukan? Kamar yang terlihat minimalis dan simple.

Sesampainya di tempat ini, saya langsung masuk ke lobby untuk check-in. Dengan proses kurang dari 5 menit saya langsung diberi kunci dan diantarkan ke kamar. Kamar saya berada di lantai 3. Ternyata penginapan ini tidak memiliki lift, hanya tangga biasa. Saat perjalanan menuju kamar, saya terperangah dengan layout penginapan ini.

Tiap lantai berisi lorong-lorong kamar yang berbaris berhadapan dengan dinding berwarna abu-abu, penerangan yang minim dan terkesan kusam. Layout kamar yang di lorong lebih mirip dengan yang berada di kost. Lalu di beberapa titik di langit-langit terlihat bekas rembesan air, sehingga terlihat kurang terawat dan hawanya cukup lembab.

Sesampainya di kamar, bau lembab langsung menyeruak. Hal lain yang saya temukan, ternyata kamarnya tidak seterang foto yang ada di aplikasi. Kurang lebih dalam 1 kamar hanya terdampat 4 lampu. 2 di sisi samping ranjang, 1 di depan TV, & 1 di dalam kamar mandi. Lampunya pun remang-remang, menimbulkan kesan suram.

Setelah meletakkan barang bawaan, hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek keadaan kamar mandi. Saklar lampu saya tekan dan knob pintu saya putar. Hal yang pertama kali yang saya rasakan adalah bau kamar mandi yang sangat lembab, tanpa ada sistem pembuangan udara. Inilah penyebab mengapa kamar tidur ikut menjadi berbau lembab. Ditambah lampunya yang lebih redup daripada yang ada di kamar. Hal ini diperparah dengan dinding yang berwarna abu-abu gelap & keramik berwarna hitam. Dalam sepersekian detik saya merasakan ada yang tidak beres dari kamar mandi ini.

Pernahkah kalian merasakan ada ‘sesuatu’ ketika berada di suatu tempat? Seperti merasa ada sesuatu tidak terlihat, tapi kalian tahu sosok itu ada. Kurang lebih itu yang saya rasakan.

Saya mencoba beradaptasi dengan keadaan kamar, karena kamar ini sudsh dibayar untuk 7 hari ke depan. Saat rebahan, saya menemukan 1 helai rambut panjang agak ikal di ranjang. Saya coba menghiraukannya, mungkin petugas kurang bersih.

Mengingat saya belum makan dari siang, saya memesan grab food. Sambil menunggu pesanan, saya chat istri saya dan menceritakan keadaan kamar tempat saya menginap. Ada perasaan sangat tidak nyaman selama di kamar itu. Saya bingung, dengan kamar seperti ini apakah saya bisa beristirahat dengan baik selama 7 hari ke depan? Ditambah suasana kamar mandi yang tidak nyaman sama sekali. Terlintas pikiran untuk pindah hotel saja, namun saya tidak yakin akan diizinkan oleh atasan.

Setelah saya mengambil pesanan grab food, saya mencoba makan sambil menonton TV. Namun anehnya selama makan, saya berkeringat, padahal makanannya tidak pedas. Hawa kamar yang terasa panas dan pengap seperti kejadian horror yang pernah saya rasakan di salah satu Airbnb di Semarang.

Lalu selama makan, entah mengapa saya merasa seperti diperhatikan oleh sosok dari arah depan kamar mandi. Berapa kali coba saya hiraukan, tapi entah mengapa pandangan saya tertuju lagi dan lagi ke arah depan pintu kamar mandi.

Saya memutuskan untuk menghubungi contact center aplikasi penginapan ini & menanyakan apakah bisa di refund, karena foto dan keadaan asli tidak sesuai. Lalu saya diminta untuk mengirimkan foto-foto sebagai bukti.

Masih ingat dengan foto-foto kamar yang ditunjukkan di aplikasi? Ini dia keadaan sebenarnya

Namun ternyata refund tidak bisa dilakukkan, karena harga yang dipilih saat booking merupakan harga promo. Saya pun menghubungi atasan saya, menceritakan keadaanya dan izin untuk pindah hotel. Syukurnya atasan mengizinkan saya untuk pindah ke hotel lain.
Selesai menelepon, tiba-tiba ada bunyi pintu diketuk.
“TOK..TOK..TOK…”
“TOK..TOK..TOK..”
Ternyata petugas penginapan menanyakan apa yang terjadi, lalu saya pun menceritakan dan mereka berinisiatif untuk menawarkan pindah kamar. Saya minta izin untuk melihat keadaan kamar lain. Harapannya ada kamar yang tidak seram. Namun ternyata keadaan di kamar lain juga sama saja. Redup, berbau lembab dan hawanya sangat tidak nyaman.
Saya memilih untuk langsung check out dan mengemas seluruh barang bawaan dan cepat-cepat turun ke lobby.
Di lobby petugas receptionist menanyakan alasannya dan sayapun menceritakan apa adanya. Namun jawaban dari receptionist mengejutkan saya
“Setahu saya yang seram adanya di lantai 2, di lantai 3 enggak terlalu mengganggu.”
Hmmmmm……….
Setelah grabcar datang, saya langsung secepatnya keluar. Diperjalanan menuju ke hotel, saya kelelahan. Entah mengapa selama di kamar tersebut, rasanya lelah sekali. Hal yang persis dirasakan ketika di Airbnb Semarang.
Saya pun mengirimkan foto ruangan tersebut ke sahabat saya yang memiliki ‘kelebihan’ dan hal yang pertama dia tanyakan,
“Berasa ada yang liatin mulu yah?”
“Sosok yang ganggu asalnya dari kamar mandi dan mondar mandir terus.”
Sesampainya di hotel yang baru saya coba mengecek keadaan penginapan tersebut melalui Google Maps. Ternyata ini yang saya temukan:
Bangunan kosong, yang entah sudah berapa lama terbengkalai, yang diubah menjadi penginapan.
Kejadian ini jadi pelajaran untuk saya dalam memilih penginapan. Penginapan yang seharusnya untuk 7 hari, hanya untuk 3 jam saja.

UPDATE

Cerita lain : Airbnb berhantu di Semarang

********

Kejadian ini terjadi bukan di hotel, namun di Airbnb. Semoga masih bisa relate yah.

Di awal Juni 2019, saya melakukan perjalanan darat dari Bali kembali ke Jakarta. Di dalam perjalanan ini selain istri & anak, saya juga ditemani sahabat saya untuk bergantian menyetir.

Mengingat anak saya yang masih berumur 8 bulan, di perjalanan kembali ke Jakarta kami berhenti dan bermalam di 2 tempat. Pemberhentian pertama di Kota Surabaya dan kedua di Semarang. Kami menginap di Airbnb dengan tujuan menghemat biaya, dibandingkan menginap di hotel.

Di Surabaya kami menginap di Airbnb yang bagus, modern dan tidak ada kejadian seram. Lokasinya juga berada di atas Pakuwon Mall.

Kejadian seram justru terjadi di Semarang. Airbnb yang kami booked berada di apartemen yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota Semarang. Di saat kami sampai di kamar, kami tidak merasa ada hal yang aneh, hanya suasananya yang agak gerah karena kamar apartemen terkena matahari sore.

Kami nyalakan semua ac yang ada di apartemen tersebut, 2 di kamar & 1 di ruang tamu. Ketika saya buka tirai jendela, saya melihat bangunan tinggi yang terbengkalai tepat berada di depan kamar. Lokasi bangunan juga masih di dalam kawasan apartemen tersebut.

Bangunan ini terlihat sudah lama tidak terurus dan mulai ditumbuhi tanaman liar.

Karena badan yang lelah, kami memutuskan untuk pesan makanan melalui go-food. Ditambah kami juga berencana berangkat subuh, dengan tujuan sampai Jakarta pada siang hari, sehingga kami memutuskan untuk menghemat energi.

Pada malam hari jam 22.00 kami memutuskan untuk masuk ke kamar dan beristirahat. Namun ada 1 hal yang janggal. AC kamar yang sudah dinyalakan dari sore, tidak membuat kamar menjadi dingin. Saya penasaran dan mengecek suhu udara yang keluar dari AC. Suhunya dingin normal, tapi anehnya kamar terasa panas & pengap.

Kami mencoba untuk tetap tidur dan berharap suhu kamar akan menjadi sejuk. Ketika kami tidur, mendadak anak saya menangis keras. Saat saya terbangun, saya kira saya sudah tidur dalam waktu lama. Ternyata jam baru menunjukkan sekitar jam 00.00 malam.

Awalnya saya kira ini tangisan biasa. Namun anehnya anak saya tidak mau membuka matanya. Kami panggil-panggil namanya,namun ia tetap menangis. Sambil membuka matanya sekali lalu langsung memejamkan matanya lagi dan tetap menangis.

Kami memutuskan untuk membawa anak saya keluar dari kamar. Sahabat saya juga ikut terbangun dan keluar dari kamar karena suara tangisan. Setelah diskusi akhirnya kami memutuskan untuk bertukar kamar. Tidak membutuhkan waktu berapa lama, anak saya tidur dengan lelap.

Ketika alarm jam 03.30 berbunyi, kami semua bangun dan mandi. Selagi menunggu giliran, saya masuk ke kamar tempat awal saya tidur. Anehnya kamar tersebut sangat sejuk, kontras dengan beberapa jam sebelumnya. Kamipun akhirnya keluar dari apartemen pukul 04.30 subuh.

Sebelum berangkat ke Jakarta, kami memilih untuk sarapan di McDonald’s yang buka 24 jam. Di situ kami saling bertukar cerita, karena sebelumnya kami seperti kompak tanpa dikomando untuk tidak bercerita apapun sebelum keluar dari apartemen.

Sahabat saya yang memiliki kelebihan ini mengatakan kemungkinan yang mengganggu merupakan penunggu gedung kosong di depan apartemen. Lalu dia pun bertanya kepada kami, apakah sejak kami masuk kamar, kami ada yang ke toilet atau tidak. Karena saat dia belum bisa tidur, dia mendengar ada suara pintu terbuka dan terdengar langkah orang berjalan ke arah toilet.

Nyatanya sejak masuk kamar, kami sama sekali tidak keluar kamar sampai anak saya menangis. Dia juga mendengar suara yang berisik dari lantai atas, sementara kami tidak mendengarnya sama sekali.

Pengalaman ini jadi pelajaran untuk saya agar tidak asal menyewa Airbnb dan harus benar-benar memperhatikan keadaan sekitar.


Masih ada 1 cerita lagi mengenai kejadian horror di hotel Bali sih. Nanti kalau memang banyak peminatnya akan saya update yah.


UPDATE: Gangguan kecil di hotel berbintang Bedugul

Setiap kali ke Bali, saya suka sekali untuk pindah-pindah hotel. Contohnya selama 7 hari di Bali, saya bisa menginap di 5 hotel yang lokasinya beda-beda. Hari ini di Kuta, besok sudah di Amed, besoknya lagi pindah ke Nusa Ceningan, dsb. Tujuannya agar bisa merasakan suasana Bali yang berbeda-beda

Nah pengalaman kali ini terjadi di daerah Bedugul. Salah satu daya tarik kawasan Bedugul ialah udaranya yang sejuk dan Pura Ulun Danu Beratan, yang lokasinya ada di pinggir Danau Beratan. Mungkin agar lebih mudah diingat dan dikenal bagi para Quoran, pura ini adalah pura yang dicetak pada mata uang Rp50.000

Sayangnya belum banyak tempat penginapan di daerah Bedugul, karena mayoritas turis hanya datang ke objek wisata dan pulang tanpa menginap. Karena saya sangat menyukai kesejukan udara Bedugul, maka saya memutuskan untuk mencari penginapan di daerah tersebut.

Saya booked salah satu hotel berbintang yang lokasinya tepat berada di pinggir Danau Beratan. Lokasinya sangat strategis dan suasanya sangat sejuk.

O ya, saya selalu terbiasa untuk liburan di saat bukan musim libur panjang. Tujuannya agar tidak terkena macet dan nyaman mengunjungi objek wisata maupun tempat kuliner.

Bangunan di hotel ini ada yang berbentuk cottage 1 lantai, namun ada juga bentuk bangunan yang lain. Cottage-cottage di hotel ini dikelilingi oleh banyak pohon besar. Cottage di sini dirancang dengan baik agar udara di dalam tetap hangat dan nyaman meskipun udara di luar sangat dingin. Desain bangunannya mengunakkan unsur kayu dan terdapat beberapa hiasan patung khas Bali.

Saat tiba ditempat ini, saya disambut dengan baik. Petugasnya sangat ramah dan lokasinya juga sangat bersih. Di siang hari, suasananya sangat sejuk dan nyaman. Apalagi pemandangan dari cottage yang langsung menghadap ke Danau Beratan, ditambah dengan latar gunung yang menjulang tinggi.

Namun waktu malam hari, suasananya sangat berbeda. Pohon yang siang terlihat rindang, saat malam hari malah terlihat seram. Lokasinya yang jauh dari jalan raya, membuat hanya suara serangga malam, semilir angin dan bunyi gesekan daun saja yang terdengar nyaring.

Lampu penerang jalan disekitar cottage juga minim sekali, jadi saat saya pulang dari makan malam, saya cukup terkejut dengan suasana yang berbeda 180°.

O ya, dari sekian banyak cottage, saat itu hanya ada 2 cottage saja yang terisi, sisanya gelap tanpa penghuni. Memang karena saat itu bukan musim liburan.

Karena suasana sudah malam dan tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan, di jam 20.00 saya mencoba tidur. Tapi suasananya yang sangat sunyi membuat saya susah untuk terlelap. Ditambah lukisan wanita Bali yang ada di kamar, membuat suasana agak tidak nyaman. Sementara si istri dengan mudahnya terlelap dalam tidur.

Lalu saya memutuskan untuk menonton TV, namun sinyal TVnya buruk sekali. Ditambah TV yang dipakai masih jenis TV tabung. Akhirnya saya memilih untuk membuka sosial media di ponsel dengan harapan bisa cepat mengantuk dan tertidur. Namun setelah dicoba tetap saja tidak berhasil. Sekitar 1 jam kemudian, muncul sedikit keanehan.

Beberapa lampu di kamar mendadak padam, sementara saklar lampu berada tidak jauh dari tempat saya berbaring. Karena penasaran, saya bangun dari tempat tidur dan coba memeriksa saklar lampu. Posisinya tidak ada perubahan sama sekali.

Dalam hati saya berpikir, “Masalah teknis kali yah? Tapi masa lebih dari 1 lampu?”

Lalu saya memilih untuk menghiraukannya dan kembali ke ranjang. Beberapa menit kemudian, lampu kembali nyala.

“Ah.. Benar masalah teknis nih.” tukas saya dalam hati.

Tidak berapa lama kemudian istri saya terbangun dan ingin ke toilet. Nah desain toilet ini cukup besar dan konsepnya terbuka, jadi saat di toilet udaranya sangat dingin dan bisa terlihat banyak pohon tinggi dari dalam toilet. Udara yang dingin ditambah suara serangga malam, membuat kami cepat-cepat masuk ke dalam kamar lagi. Setelah itu, istri saya dengan mudahnya terlelap lagi dalam tidurnya.

Karena masih belum bisa tidur dan saya memilih untuk bermain ponsel lagi. Lalu saat itu muncul keanehan…

DVD player yang berada dibawah TV mendadak menyala, sementara remotenya berada di samping player tersebut. Terlihat dari layar di DVD Player yang muncul tulisan ‘No Disc’. Padahal tadi saya sangat yakin hanya titik lampu berwarna merah yang ada dilayar, yang menandakan DVD Player tersebut dalam keadaan tidak aktif.

“Wah masa iya ini masalah teknis lagi?” pikir saya lagi.

Saya diamkan beberapa menit dan mencoba menunggu apa lagi yang akan terjadi. Setelah ditunggu dan tidak ada perubahan apapun, saya memutuskan untuk bangun dari tempat tidur dan mematikan DVD Player tersebut. Sekalian saya iseng mengintip ke jendela yang berada di belakang rak TV. Namun tidak terlihat apapun, hanya gelap gulita.

Saya kembali ke ranjang dan mengotak-atik ponsel. Sampai akhirnya saya merasa ngantuk dan bisa tidur. Keesokan paginya, suasana kembali cerah dan tidak ada suasana seperti yang semalam. Saya memutuskan untuk menyimpan pengalaman ini dari istri, karena dia sangat penakut. Sementara hari kami di Bali masih panjang. Sampai berbulan-bulan kemudian, akhirnya saya baru menceritakannya ke dia.


Mariska, tahu Bahasa Indonesia

Aku coba share 2 pengalaman horor selama menginap di hotel.

1.hotel yg pertama adalah salah satu hotel bintang 5 yang ada di surabaya.bangunan hotel ini sudah ada dari tahun 1902 ( kalau ga salah ) dan sangat bersejaran..ada yg bs nebak?

Jawaban anda tepat kalau menyebut hotel Majapahit.jadi saat itu saya sedang bussiness trip tahun 2011,kantor saya akan mengadakan training dan seminar selama 4h3m di hotel tsb dan saya yg handle acara tsb termasuk pemilihan hotel.awalnya nih bbrp org kantor agak kurang setuju dgn pemilihan hotel ini,karena angker..tp berhubung salesnya approve dgn budget kantor dan saya juga penasaran dgn hotel ini yg vintage banget jadilah hotel ini jadi lokasi acaranya. Saya menginap di lantai 1 kamar no 2 (kebetulan dpt kamar yg suite ), tuh kamar gede bangeet..ada ruang ramunya,belum lg kamar mandinya yg luas plus vintage bgt. Naahh nih hotel masih mempertahankan bangunan lama..ga ada lift guys,dan banyak lorong2 rahasia dan kalau malam agak creepy sih. Cerita horor pertama dr salah 1 peserta, yang cerita kalau handuknya ditinggalin rambut panjang..nah kita panitia yg dgr ceritanya bilang itu benang kali,tapi si peserta bilang masa benangnya handuk warna hitam sedangkan handuknya putih. Beberapa peserta pun ga berani tuh tidur di kamar..jadi ada yg ber3,bahkan ada peserta yg dpt kamar malah ga mau nginep dan memutuskan untuk pp aja padahal rumahnya di sidoarjo (jadi ceritanya seminarnya dari pagi sampai malam,makanya peserta yg jauh rumahnya diksh kamar).

Naahh hari terakhir niihh..jadi ceritanya saya bangun jam 6 pagi..langsung deh tuh mandi,kamar mandinya gede banget

Jadi di seberang bathub itu ada kloset dan area mandi shower yang masing2 disekat pintu kaca (terpisah antara kloser dan shower ), dideket pintu shower ada tlp gantung .. begini kejadianya ceritanya sambil nunggu an air bathub saya mandi dulu tuh di shower (setelah ritual pagi di kloset ), pas lg menikmati air panas dr pancuran shower,tlp bunyi tuhh saya angkat donk,pas diangkat ada suara berat,kya suara monster kalau kita mau nakut2in ( kebayang ga?)..trus kumatiin lah msh mikir positive,trus bunyi lg dgn suara yg sama..kumatiin tp uda mikir siapa sih,ga mgk reception kan,apa peserta yg iseng,dan again tlp bunyi lg dgn suara yg sama..kali ini udah agak jiper sambil ngebayangin jangan jangan ada bayangan di kaca..lalu nyanyi lah lagu rohani biar ga takut..trus lanjutlah berendem busa di bathub..selesai mandi dan bilas..aku buka lubang air bathub buat bersihin air dan busanya. Selesai mandi ternyata tmn kntr yg sekamar ma aku uda bangun
Kamar ku kya gini guys..tp aku bednya twin krn sekamar bedua ma temen kantor..jadi dikamar ada 3 tlp,1 diruang kerja yg ada di ruang tamu, di meja kecil antara tempat tdr (krn bednya twin), 1 lg ada di kamar mandi.
Lanjuttt..trus kuceritakan lah masalah telpon..kata temenku mgk orang kantor iseng ngerjain kali..kupikir iya jiga kali ya.truss selesai sisiran..ngecek ke kamar mandi ngeliat si bathub udah bersih blm..daaaannn u know..di bathub ada bbrp helai rambut panjang (fyi saat itu rambut aku dan tmn skmar ku bondol alias pendek )..shock..rambut siapa niiih..langsung kucerita ke temen ini..alhasil dia mandi pintunya dibuka..sambil teriak tungguin ya.
Hari kedua sebenarnya wkt aku malam2 mau jacuzzi..sempet ngeliat bayangan noni belanda..cuma ya posivite thinking aja selama tuh bayangan ga gangguin..agak shock krn pas hari terakhir aja kejadian ditelpon dan ditinggalin rambut panjang..tp saya ga kapok sih nginep disini hehe

lanjut cerita kedua

pengalaman ini tahun 2012 disalah satu hotel yang didirikan di bangunan tua dan bersejarah di kota bogor yang lokasi persisnya sebrang istana bogor,,udah ketebak yaa?fyi sebelah hotel ini juga dulu bangunan balai kota yang sekarang berubah jadi bank mandiri dan kantor pos ( kalau ga salah ingat )

masih di event kantor,karena memang tugas aku setiap ada event kantor selalu aku yg ngurus,,so acara kali ini aku menginap 4h3m di hotel ini.saya dapat kamar di lantai 2 ,dan 1 kamar berdua dgn teman sekantor saya.hari pertama dan selanjutnya berjalan lancar,hingga di malam terakhir,,jadi ceritanya untuk malam ke3 saya memesan kamar untuk atasan saya,dan atasan saya ini diksh kamar suite lantai 2 yg viewnya langsung ke istana bogor..nah si bos tiba tiba bilang ga jadi nginep,sayang donk kamarnya ga kepake,dan ga mungkin bilang ke hotel ga jadi dipakai karena si bos baru bilang sore hari.kubilang sama temen sekamar,

“mba pindah kamar yuk,Pak B gak jadi nginep ternyata sayang tuh kamarnya,dpt yg suite lg “

nah temen sekamar aku ga mau alasannya ribet mindah2in barang..akhirnya aku memutuskan aku aja yg pakai n tidur sendiri di kamar itu.

kamarnya kya gini sumber dr google

kejadian horornya justru disini (kenapa setiap dpt kamar suite ada aja kejadian horor,apakah semesta ga mengijinkan saya tidur di kamar suite #eaa ? ;0 )

selesai berendem di bathub, me time tidur2an di kasur sambil nonton dan bbm -an ( jaman masih blackberry)

akhirnya ketiduran(lampu dari awal udah dibuat remang2 ),,lalu saya kebangun krn ternyata tv belum dimatiin,lalu saya cari hp saya mau ngecek jam brp (yang seinget saya pasti ada di sekitaran tempat tidur),saya coba cek dibawah bantal,dibalik selimut,sambil coba ngeliat sekitar (blackberry saya warna putih jadi pasti keliatan kalaupun ada diatas meja),,dalam hati “seinget gw td gw bbm-an di kasur terus ketiduran”,, cuma akhirnya saya memutuskan untuk kembali tidur aja , ga mencoba berpikir macem2.

tibalah di pagi hari,,bangun tidur nyari lagi donk tuh hp,,tahu ga hpnya ada dimana?dikamar mandi guys,,ntah siapa yg mindahin tapi saya inget betul sebelum tdr saya main hp,sekalipun saya ga naruh hp dibawah bantal,pasti saya taruh di sekitar tmp tdr, tapi saat itu saya inget betul setelah mandi skalian sikat gigi dll saya ga ada ke kamar mandi lagi,mager di kasur sambil nonton dan main hp sampai ketiduran…kira kira yg mindahin siapa ya?ada yg tahu?hahahaha

untung semua kejadian yg menurut aku horor selalu di hari terakhir hahahaha

demikian cerita pengalaman horor di hotel angker,,tapi pengalaman saya ini ga akan membuat saya untuk tidak mau menginap di hotel hotel tersebut,apalagi kalau hotelnya bagus,nyamanmungkin kedepannya kalau menginap di hotel tua akan lebih banyak berdoa *wink*

Ulfa Arfida, S1 Pendidikan Bahasa Inggris (2019)

Oke setelah cukup lama saya jadi silent reader saya mau coba ceritain pengalaman saya. Saya jarang punya pengalaman menyeramkan di hotel tempat saya menginap, tapi saya punya beberapa cerita menarik di hotel tempat saya bekerja.

Beberapa cerita saya dapatkan dari aduan rekan kerja saya dan beberapa memang pengalaman pribadi.

  1. Pada saat saya praktek kerja lapangan (PKL) saya diterima oleh salah satu hotel bintang 5 yg cukup terkenal di Jakarta. Letaknyapun cukup strategis dijantung ibu kota. Hotel ini termasuk hotel yg modern dan terbilang cukup baru (berdiri tahun 2007). Banyak mitos atau cerita simpang siur yg beredar ditengah para karyawan yg mengatakan pada proses pembangunan hotel ini terjadi sebuah kecelakaan proyek yg memakan korban seorang tukang bakso yg mangkal diproyek pada saat hotel ini dibangun. Konon katanya tukang bakso ini sering berkeliling dilantai atas hotel tsb (biasanya di lantai 37–39). Saya seorang anak training jujur saja tidak terlalu mengambil pusing mitos tersebut malah saya sering menyangkal tiap kali senior saya membahas soal tersebut karna bagi saya cerita itu hanya dibuat buat untuk menakuti anak anak training. Sampai pada akhirnya pada saat saya incharge di lantai atas salah satu tamu longstay (tamu yg menginap dalam waktu mingguan, bulanan, bahkan tahunan) bertanya kepada saya “mba, kalo jam 2/3 pagi itu emang ada make up service ya? Kok saya sering denger ada trolley yg mondar mandir di corridor?” Dang!! Saya jelaskan kepada tamu memang hotel saya pada waktu itu menyediakan pelayanan make up room 24 jam agar tamu tersebut tetap nyaman. Namun kenyataannya make up service yg diminta tamu diatas jam 11 malam biasanya dilakukan housekeeper tanpa membawa trolley, yg dibawa hanya peralatan kebersihan sederhana mengingat efisiensi waktu pada malam hari karna jumlah personel incharge terbatas, juga kenyamanan para tamu. Pada saat saya ceritakan hal tersebut kepada senior saya, dia cuma bilang “anak kecil kalo dikasih tau jangan sotoy makanya” fyi, waktu itu umur saya masih 16 tahun jadi saya masih terima dibilang anak kecil.
Kurang lebih seperti ini ilustrasi corridor kamar hotel, entah kenapa saya perhatikan beberapa hotel bintang lima punya corridor yg minim penerangan dan suasananya lebih tenang dibandingkan dengan hotel budget atau kelas bintang dibawahnya.
2. Yang kedua berceritakan ditempat kerja saya yg baru, saya mulai bekerja ditempat ini sebagai pre-opening team jadi sebenarnya saya merasa cukup familiar dengan tempat ini. Saya sudah bekerja di hotel ini sejak 2017. Ya hotel ini memang masih baru. Beberapa anak buah saya mengeluhkan salah satu kamar di lantai 2 dimana sering dirasa adanya ‘gangguan’. Mulai dari peralatan kerja yg sering berpindah tempat, pintu yg tertutup sendiri, dan beberapa helai rambut di area bath tub padahal mereka yakin sudah membersihkannya. Karena banyak cerita yg beredar dari mulut ke mulut beberapa anak sering meminta izin untuk mengerjakan kamar tersebut secara tandem. Oh iya sebetulnya cerita tersebut bukan tanpa sebab, berawal dari sebuah gambar yg diambil pada saat hotel ini masih dalam tahap pembangunan. Entah dari situ mereka mulai ter-suggest pikiran yg aneh aneh atau memang mereka benar benar ada di sekitar kita. Wallahuallam
Ini foto yg dimaksud, foto yg diambil pada saat proses pembanguan hotel.
Demikian beberapa cerita saya, saya masih punya beberapa cerita dari hotel yg berbeda juga tentunya. Mungkin lain kali akan saya tambahkan. Terima kasih sudah mau membaca 🙂

Putri Diah Wardhani, Supervisor di Manajemen Perhotelan (2017-sekarang)

Pernah nih saat menginap di salah satu Hotel yang ada di Medan.

Sedikit cerita saja saya pergi ke hotel yang ada di Medan untuk melakukan pekerjaan bersama bos saya (bos saya perempuan ya). Saya dan bos stay di hotel sekitar 5 hari (ini adalah kali pertama saya menginjakan kaki di Medan). Hotel tersebut terlihat seperti hotel yang sudah cukup lama tapi karena sudah banyak renovasi hotelnya tidak terlihat seram atau angker malah terlihat seperti hotel baru.

Hari pertama saya menginap disana saya sudah merasakan sesuatu yang aneh. Saat saya naik lift dan berhenti di lantai kamar yang akan saya tempati saya mulai merasakan seperti ada yang memperhatikan. Saya mencoba menenangkan diri dengan bernyanyi perlahan supaya saya tidak memikirkan hal-hal yang negatif.

Sesampainya di kamar saya merapikan barang-barang saya agar terlihat nyaman. Sementara bos saya sedang keluar hotel karena ada keperluan sebentar. Mengenai kamar, dekorasi nya benar-benar mencerminkan hotel yang sudah lama. Sofanya, cat kamarnya, pajangannya sampai kamar mandinya (meski sudah terdapat shower dan lainnya yang terlihat baru). Auranya betul-betul hotel yang sudah berdiri sejak lama.

Karena hari sudah menjelang malam saya pun tidak ingin berkeliling hotel, saya lebih senang di kamar dengan gadget dan laptop saya untuk mempersiapkan pekerjaan. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah jendela kamar saya, refleks saya menengok ke arah kiri melihat jendela tersebut sudah tertutup kelambu berwarna coklat. Saya berpikir suara apa itu? Tapi saya mengabaikannya lalu fokus lagi kepada laptop yang ada di depan saya. Karena saya agak sedikit takut saya mengambil earphone dan mendengarkan musik supaya menghilangkan rasa takut saya. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka ternyata bos saya sudah datang. Saya langsung merasa lega.

Keesokan harinya saya mulai berkeliling hotel tersebut dan melihat area kolam renang. Sempat saya melakukan foto di sana karena menurut saya tempatnya sangat bagus. Tapi di salah satu ujung ruangan saya melihat ada sosok hitam besar berdiri dengan tegap dan mukanya seram dengan dua taring besar menjulur keluar. Saya pura-pura tidak melihat karena saya takut sosok itu mengikuti saya.

Di restoran hotel ini memiliki gaya estentik yang cukup unik, beberapa dijadikan spot foto karena konsepnya klasik. Saat saya berfoto disalah satu spot saya merasa di perhatikan oleh seorang perempuan memakai gaun dan rambutnya seperti disanggul rapi tapi berwarna coklat, tubuhnya tinggi dan terlihat seperti bukan orang indonesia. Tapi saya mengabaikan itu lagi.

Terdapat beberapa spot lain yang saya rasakan vibe yang cukup kuat di hotel tersebut ya mungkin karena memang hotel tersebut sudah lama beroperasi mungkin dari sebelum saya lahir hotel ini sudah berdiri. Cukup saya sendiri yang merasakannya keberadaan “mereka”, saya pun tidak memberi tahu bos saya mengenai hal ini.

Hari terakhir saya di Medan, saya packing untuk persiapan pulang kembali ke tempat asal saya. Beberapa baju yang saya laundry pun datang dan segera saya masukan kedalam koper. Sangat jelas saya menghitung baju-baju saya yang dimasukan kedalam koper dan memperhatikan semua pakaian saya sudah masuk semua lalu saya menutup dan mengunci koper saya lalu bersiap menuju ke bandara.

Setelah saya sampai di kota tempat saya tinggal saya berbenah koper untuk memasukan kedalam lemari dan ternyata ada satu baju saya yang tidak ada didalam koper berwarna putih pemberian dari bos saya saat beliau pergi ke Thailand. Padahal saya ingat sekali sudah menghitung dan mengecek semua pakaian sebelum saya pulang. Saya menelepon hotel untuk mencarikan pakaian saya namun hasilnya nihil dan saya pun menelepon bos saya barangkali pakaian saya terbawa ternyata tidak juga.

Malamnya saya tidur dan bermimpi, ada seseorang wanita mengucapkan terima kasih atas pemberian bajunya. Baju apa maksudnya? Saat saya bangun ternyata saya baru sadar kalau satu baju saya hilang bukan karena keteledoran saya tapi ternyata diambil oleh “mereka” ya sudah lah yang penting tidak lagi mengganggu saya.

Andrea Krisnamurti, Lebih sering menjadi silent reader. Suka Nasi Padang.

Pada pertengahan Februari 2019 saya menginap di Grand Inna Bali Beach di tepi Pantai Sanur, Bali. Saya booking untuk 2 malam mulai dari Jumat sampai Minggu. Saya awalnya tidak tahu kalau hotel ini termasuk angker karena saya kira yang angker dalam jaringan Hotel Indonesia (Inna Group) hanyalah Ambarrukmo Yogyakarta dan Inna Pelabuhan Ratu. Ketika menginap selama 2 malam pertama belum terjadi pengalaman mistis apapun dan semua berjalan baik-baik saja. Pemandangan dari gedung tower sangat bagus menghadap ke Pantai Sanur. Jika siang hari dari balkon kamar bisa terlihat debur ombak, para peselancar, serta kapal ferry yang menuju ke pulau Nusa di kejahan. Jika malam hari, cahaya bulan memantul berwarna keemasan di permukaan laut. Semilir angin pantai tidak pernah berhenti, begitu pula dengan suara debur ombak Pantai Sanur.

Atas dasar indahnya pemandangan dan harga yang tidak terlalu mahal (waktu itu 800 ribu per malam) saya memutuskan kembali menginap lagi di hotel tersebut pada akhir Juli 2019 saat Libur Hari Raya Galungan. Kali itu saya booking langsung untuk 4 malam.

Dengan lebih panjang waktu menginap maka lebih banyak pula waktu untuk eksplorasi area hotel. Setiap pagi setelah sarapan saya selalu ke pantai dan jalan-jalan di sekitaran. Pagi pertama setelah sarapan saya keluar langsung dari pintu restaurant ke arah taman. Saya sengaja melihat ke kanan atas yang merupakan south wing dari tower karena penasaran saja siapatahu ada yang berbeda dari ukuran balkon dan sebagainya, karena saya sendiri kamarnya ada di north wing. Di situ saya melihat ada balkon kamar yang dihias khusus dengan kain tirai warna hijau serta payung Songsong warna hijau. Kemudian saya berpikir “Wah Kanjeng Ratu Kidul punya kamar juga di sini.” Setelah melihat kamar tersebut saya googling ulang mengenai hotel Grand Inna Bali Beach. Ternyata kamar tersebut adalah kamar 327 yang pernah selamat dari kebakaran besar tahun 1992. Kemudian ada 1 kamar lain lagi yang memang dipersembahkan khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul yaitu kamar 2401. Lokasi kamar 2401 bukan di gedung tower melainkan di area Cottage.

Akibat dari tahu ada kamar-kamar istimewa tersebut, suasana menginap jadi agak seram gimana gitu ya apalagi jika sudah malam. Malam-malam berikutnya lampu kamar nyala semua saat saya tidur. Sebenarnya tidak ada apa-apa juga sih. Saya hanya terbayang saja sama kamar 327 itu. Mungkin kalau saya tidak tahu menahu tidak akan terbayang apapun ya. Hahahaha.

Bonus foto pemandangan dari jendela kamar.
Sekian.

Gita Sari, tinggal di Jakarta (2020-sekarang)

Sebenarnya ini tidak bisa dibilang menginap karena bahkan daya tidak menghabiskan lebih dari 2 ham di hotel tersebut.

Ceritanya berawal ketika saya dan adik saya berlibur di Kota Balikpapan. Adik saya sudah beberapa kali ke kota ini, sementara untuk saya ini pertama kalinya. Maka dari itu saya serahkan urusan penginapan ke adik saya. Dengan harapan ia akan memilih penginapan yang nyaman karena sudah beberapa kali ke kota itu.

Singkat cerita tibalah saya dan adik di kota tersebut. Sopir taksi yang mengantar kami dari bandara ke hotel sempat menanyakan perihal mengapa kami memilih hotel tersebut. Saya sih tidak curiga apa-apa. Ketika sampai hotel, dari luar memang nampak bangunan sudah cukup usang. Interior ruangan hotel pun terlihat sudah cukup tua. Sepertinya saat itu tidak banyak tamu yang menginap, saya cuma lihat ada rombongan keluarga yang sepertinya mengadakan acara di hotel tersebut.

Setelah check in saya langsung naik menuju kamar hotel. Jalan dari resepsionis ke lift cukup remang-remang. Hingga saya sampai di lantai tempat kanar saya berada. Saya sempat bertemu dengan cleaning service yang usianya sudah cukup tua, mungkin sekitar 60 tahun. Yang jelas dia terlihat seumuran dengan kakek saya. Aneh bukan? Biasanya pekerja hotel adalah mereka yang masih berusia muda. Apalagi cleaning service adalah pekerjaan yang butuh tenaga.

Singkat cerita saya tiba di kamar. Kamar saya terletak di paling ujung lorong. Di sebelah kamar tampak ada kamar yang sepertinya tidak terpakai. Adik saya mulai menakut-nakuti dengan cerita yang tidak-tidak.

Ketakutan yang sebenarnya adalah ketika saya masuk kamar. Perabotan di kamar menunjukkan usia dari hotel ini. Kasur yang spreinya sudah menguning, kursi rotan seperti di rumah nenek saya, dan TV tabung. Bayangkan, hari gini masih ada yang menggunakan TV tabung?

Situasi kamar yang seperti itu ditambah kejanggalan staf hotel yang berusia tua membuat jiwa kepo saya muncul dan mencari review hotel tersebut di Travel Burung. Daaaaannn benar saja! Semua kecurigaan saya terbukti. Beberapa tamu yang pernah menginap menceritakan pengalaman horornya, mulai dari anaknya yang menangis terus-terusan hingga seperti ada seseorang di kamar mereka. Jika anda dapat menebak hotel tersebut, anda bisa melihat sendiri review nya di Travel Burung.

Setelah membaca review menyeramkan itu saya langsung pesan hotel lain, check out, dan tancap gasss keluar dari hotel tersebut.


Javad Iqbal, Staff di Pegawai Negeri Sipil (2014-sekarang)

Hehe jadi keinget kejadian tahun 2017. Saat saya mendapatkan tugas kantor ke kota bandung. Saya berangkat bersama 1 kawan saya & 1 atasan. Setibanya di bandung kami langsung check in hotel didekat pusat kota., lumayan deketlah sama alun-alun bandung. Dari luar sih penampakan hotelnya tidak terlalu seram, tapi setelah masuk ke dalam kok rada – rada remang2.

Saya dapat kamar nomor A & kawan saya dapat kamar nomor B dalam lantai yang sama. Sedangkan, atasan saya berbeda lantai. Entah kenapa saya selalu punya firasat yang tidak enak kalau mau dikerjain sama memedi. Saat dapat kamar nomor A perasaan jadi tidak enak. Tanpa pikir panjang saya ajak kawan saya untuk tukeran kamar, dengan alasan nomor kamar yang didapat kawan saya adalah nomor cantik andalan saya hahaha, dan dia mau.

Saya masuk kamar B. Saat masuk perasaan sudah ga enak . Saya sudah sering keluar masuk hotel, dalam sebulan bisa 3–4x dan biasa biasa saja cm kok ada yang ngeganjel waktu itu. Singkat cerita sampai pagi tidak ada kejadian apa apa dikamar saya hanya perasaan was was seperti ada yang memperhatikan. Berbeda dengan kawan saya, saat sarapan pagi dia ngomel ngomel “cuk, kamu udah tau ya kalau kamar A angker ? Semalam aku digangguin ! Dari ditindihin, ada perempuan pakai baju putih, sampai masuk ke mimpi” Hahaha saya cuma bisa tertawa.. Kebetulan teman saya bukan orang yang penakut & cuek, belum pernah saya bertemu orang secuek dia.

Deviitria Aprini, tahu Bahasa Inggris

Pengalaman horor di kota Bandung

Saya senang bgt kalo berlibur ke Bandung karna saat masa kecil banyak menghabis waktu mudik ke Bandung (saat msh ada rmh keluarga d Bandung). Kira2 bbrp bulan lalu saat lockdown pandemi covid pertama menuju new normal saking bosannya akhirnya liburan jg k Bandung jalan2 sambil mampir k rmh sodara d daerah Dago..dan saat itu says menginap d hotel daersh setiabudi arah lembang d pinggir jln yg agak menanjak hotel N dr luar gak wah bgt sih tp dalamnya bersih skali dan sepii,kebetulan hotelnya baru buka hari ini pasca lockdown dan saya memesan 2 kmr (kmr 1 saya,suami &anak saya usia 1thn dan kmr 2 ibu dan adik saya bersebrangan kamarnya) ga ada rasa seram sih walaupun hotel sepi dan hanya kami saja yg bru menginap d sana karna dikamar cma ada mobil kami tp hampir tengah mlm tiba2 diluar kmr rame seperti ada tamu hotel yg dtng saya intip ada beberapa anak kecil berlarian (syukurlah bkn cma kita yg nginap) dan tidur nyenyak.besoknya kmi berjalan2 k daerah ciwidey foto d kebun teh n nyebrang danau dsitupatenggang yg msh ga trlalu rame yg berwisata lalu sore hari pulang suasana mendung hujan rintik2 bandung terlihat msh sangat sepi skali dan kami memutuskan nginap semalam lg booking online di apartemen agar tidak terpisah memilih d apartemen J karna dkt pusat belanja tengah kota Bandung. Sampai apartemen itu magrib ibu dan saya menyiapkan makanan karna sebelumnya beli mie kocong dihangatkan dlu d dapur dan suami lngsung mandi, stelah smua mandi makan kita smua berencana jalan2 malam d kota Bandung kluar lagi krna suami seneng jln2. Saat di apartemen trsebut saya merasakan baru sesuatu yg aneh deg2an tiba2,nafas berat pikiran seperti kosong apalagi saat kluar kamar dan menunggu lift saya merasa hampir hilang kesadaran ada rasa ingin kemasukan sesuatu tp seumur2 saya blum pernah ngerasain kemasukan dan cuek sm hal2 mistis tp saya melihat anak saya berusaha fokus mengajak bicara sambil dlm hati baca2 doa disisi lain saya melihat suami saya sambil menggendong anak saya saat itu seperti trlihat aneh pandanganya sperti kosong.rasanya pngn cpt2 kluar dr apartemen k tmpt rame dan crita klo saya merasa ga nyaman.d mobil pun kmi skeluarga hening dan bandung d malam gelap dan sepi skali tidak seperti biasanya bandung yg bgitu rame toko2 yg tdinya mau kita kunjungi buat belanja trnyata tutup smua (msh belum banyak yg buka) karna msh merasa ga enak dan belum brani crita saya mencoba ngajak ngobrol suami yg sedang fokus nyetir dan bingung mau kmn arahnya. Saya tanya tp beberapa kali tdk d jwb lalu sampai lah bwh fly over dkt dipatiukur saya blng suami dan siap2 pegang tangannya “kmu ada sesuatu yaa kaya aneh” dia lngsung teriak dan blng hrus brentiin mobil krna dia mau ga sadarkan diri dan nyuruh aku diam sambil dia fokus ngucap istigfar lalu saya langsung arahkan stir mobil ke kiri utk brenti pas ada pintu msuk sbuah kntor d sana tepatnya sbelum lampu merah dan suami mints saya cpt kluar dr mobil minta bantuan. Ibu dan adik saya bingung ada apa saya sambil gendong anak saya lari mnta tolong dan triak2 k pengendara yg lwt tp tdk ada yg brenti susah skali (wjr d masa pandemi org pd tkut menolong)agak lama ads motor brenti n saya mnta tolong n jelaskan “tolong suami saya kayanya keserupan pa” untung org yg nolong sperti ngerti sm hal itu d bantu suami saya menjerit tidur d trotoar smbl ngucap istighfar dan muntah2 lalu dtng beberapa penjaga kantor dr dlm yg ikut bantu (katanya hrus smpe muntah biar ga ngikutin) panik akhirnya saya tlpon sodara mnta jemput dan tdk mau kembali k apartemen itu lg nginap d rmh sodara saya menelpon pihak apartemen utk membereskan brng2 saya smua dan d antar k lobby utk d ambil besok.

Sejak kejadian itu sampe skrg suami saya trauma menyetir d malam hari dan gelap apalgi perjalanan jauh

Fyi d cek2 sm sodara di apartement itu ads yg bnuh diri britanya d google dan d tepat lantai saya menginap 🙈

Leona, tahu Bahasa Indonesia

Kapok!! sejak itu saya bener-bener pilih hotel yang bangunannya baru, catnya terang, baca review hotel sebelum pesan, utamakan hotel berbintang yang namanya cukup terkenal, dan kalau perlu cek kondisi kamar dulu sebelum check-in.

Ya namanya hantu sih dimana aja ada yang penting dia gk rese dan gak ganggu aja.

Waktu itu saya sedang cari bahan skripsi di perpustakaan Unpad bersama teman kampus dan kita memutuskan menginap di Bandung karena besoknya mau balik lagi ke perpustakaan itu. Kebetulan kita udah beberapa kali berangkat ke Unpad PP Jakarta – Bandung – Jakarta dengan mobil dan hari itu memutuskan untuk menginap. Saya yang pilih hotelnya karena kebetulan saya sekeluarga sering menginap disana sayangnya kita lagi sial waktu itu.

Kita ambil kamar family room dan diisi oleh 5 orang perempuan. Saat masuk perasaan udah gk enak dan saya memutuskan untuk mandi duluan sebelum pergi keluar cari makan malam. Saat mandi saya merasa ada seseorang dibelakang saya dan kebetulan menyentuh badan saya. Langsung saya buru-buru selesaikan mandi saya dan segera instruksikan ke teman-teman silahkan berdoa menurut agama masing-masing. Teman saya kalau udah ada kode seperti itu langsung paham.

Yang muslim langsung ambil wudhu dan sholat, teman saya yang budha jg langsung sembayang, begitu juga saya. Setelah berdoa perasaan kami tenang dan segera keluar untuk makan malam dan menikmati malam di kota Bandung.

Saat keluar dari kamar saya langsung sms alm Papa untuk cek kamar kami kebetulan Papa mengerti hal seperti itu.

Saat kembali ke kamar kami mengobrol seperti biasa, ada yang memutuskan mandi tapi pintu kamar mandinya dibuka karena takut.

Saya minta kamar jangan dimatikan lampunya takutnya terjadi hal-hal yang tidak enak dan semua setuju dan tv harus menyala.

Kejelekan saya adalah saya susah tidur di tempat baru jadi disaat teman-teman saya sudah tidur, saya terjaga sendirian dan nonton tv. Karena saya takut terjaga sendirian saya mencoba menutup mata berharap bisa tertidur ternyata tidak hanya bisa. Saya akhirnya bisa tidur tetapi tidak nyenyak dan terbangun terus. Saat setengah tidur itulah saya melihat ada seorang perempuan berbaju merah sedang menatap saya dan saya langsung menutup muka saya dengan selimut.

Saat pagi saya tidak cerita kejadian semalam dengan teman saya untuk menghindari kepanikan dan kita segera check out untuk kembali ke Jakarta

Saat sampai rumah Papa saya tanya : “kamu lihat apa?”

Saya cuma bilang : ” Di kamar mandi ada yang pegang badan saya terus pas malam ada perempuan berbaju merah melihat saya tidur.”

Papa saya cuma bilang : ” Yang di kamar mandi itu bentuknya seperti kera dan dia cebol. Sedangkan yang perempuan itu pakai baju adat china dan ada taringnya seperti vampire.”

Sumber Foto headline : https://iradiofm.com/

Sumber Cerita : https://id.quora.com/Bagaimana-pengalaman-kamu-menginap-di-hotel-angker

Leave a Comment