Puisi || Langit – Langit

Aku memilih singgah,
Lalu pergi dari ilusi yang menghiasi langit-langit malamku,
Aku berjalan menelusuri kepahitan hati,
Melewati Titian yang bergoyang, dan jika aku jatuh,
Mungkin aku akan berlumur kenangan pahit, selamanya,
Entah kapan ia melepas,
Untungnya, masih ada nasib baik yang menjemputmu,
Namun mengapa,
Mengapa bayangmu selalu hadir?
Bukankah Kamu telah memberiku seruang luka,
Lalu, Kamu pergi tanpa pamit di saat lukaku belum sembuh,
.
Tidak, aku tidak boleh lemah,
Apalagi soal hati,
Hati yang mulanya bahagia,
Kemudian sepi,
Kemudian menangis,
Kemudian terluka,
Hingga ia mendatangkan trauma tentang cinta,
Lalu, terpuruk dalam badai yang tak tahu dimana ujungnya
.
Pada angin pagi, kutitipkan pesan bersama butiran air embun yang tengah mengudara ke langit biru,
Aku rindu hujan,
Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya saat hujan turun,
Meneriakkan semua luka hati, lalu menghanyutkannya ke sungai, dan bermuara ke- samudera luas yang membiru, dan berbatu karang,
.
Esok pagi, kuharap ada secercah sinar,
Dan mentari memberiku senyuman yang hangat,
Hingga aku bisa melukis lembaran baru, dalam sebuah pengembaraan yang panjang
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment