Puisi || Musim Pancaroba

Aku tak pernah membenci jarak,
Walau jarak selalu membuatku bertanya-tanya tentang temu,
Bagaimana pula dengan musim pancaroba di bulan Juli?
Kadang hangat, kadang dingin, kadang panas, kadang hujan,
Tapi asal kamu tahu,
Kalau aku selalu konsisten merindukanmu,
Aku selalu konsisten mencintaimu,
Coba kamu bertanya pada malam,
Berapa goresan tinta yang telah kunarasikan dalam senyummu,
Kamu juga boleh bertanya pada pagi,
Berapa sajak yang terangkai indah dari mengagumimu,
Karena bagiku,
Kamu adalah rumah tempatku pulang dari keberagaman rasa.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Kolaborasi Mimpi

Gelegaaaar,,,
Gelegaaaar,,,
Suara gemuruh membuatku terhenti dengan coretan pena,
Bram, Brum, Brem,,,
Menyusul suara itu,
Aku menghela nafas yang panjang,
Berusaha menenangkan hati yang dibisikkan dengan segenggam ketakutan,
Kilatan cahaya itu,
Membuka mata tuk melihat sudut-sudut kota yang gelap dan dituruni hujan yang lebat,
Aku dan segenap ruang rasa bertanya-tanya,
Tuhan,
Apakah Kota ini sudah tidak bersahabat?
Karena rasanya,
Tiap batas waktu aku dihantui dengan kekhawatiran,
Aku kurang nyaman dengan tanda tanya,
Apakah sebaiknya aku pergi saja?
.
Aku lanjutkan coretan pena,
Dihiasi suara halilintar yang melembutkan suaranya,
Sekali-kali ada kilatan cahaya,
Alhamdulillah,
Sebait sajak tentang senyum bahagia masih bisa dituliskan,
Semoga saja segera menemuiku dalam masa yang singkat ini.
.
Rasanya aku sudah mengantuk berat.
Baiklah,
Coretan pena ini akan kulanjutkan esok pagi,
Esok pagi yang cerah,
.
Sebentar,
Aku ingin bertanya,
Bolehkah aku berdamai dengan hari esok?
Aku ingin meluaskan syukur,
Bersabar tanpan batas,
Dan berbenah dengan segala hal,
Karena,
Aku dan mimpi masih harus berkolaborasi untuk masa yang lama.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Kilo Meter Rindu

Kisah kita,
Akan diuraikan dalam sebuah cerita tentang kilo meter rindu,
Memapah hati dalam masa,
Bertahan dalam genggaman rasa,
Kita,
Sejenak melihat ke atas awan,
Ada senyuman disana,
Ada genggaman tangan,
Ada langkah kaki,
Sabar,
Diserukan oleh angin yang melintas,
Duduklah sebentar bersamaku,
Menuntaskan paragraf untuk dilanjutkan esok pagi,
Bersama titik-titik air embun.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Jeda

Sejenak,
Biarkan hati menikmati lelah,
Menyimpan rindu yang tak kunjung padam,
Dan berbaring pada segenap ruang rasa,
Di sudut jeda

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment