Puisi Perpisahan Dengan Pimpinan

Hujan Rindu

Izinkan aku berteduh dari hujan rindu yang mengguyur,
Sejenak, biarkan hati mengembara dalam sebuah hutan belantara nan hijau, yang didalamnya ada rawa-rawa, juga dihiasi pegunungan berwarna biru,
.
Sebenarnya,
Aku masih menyimpan harap pada cerita yang belum usai,
Walau ia telah melukis serangkaian untaian memori yang pahit dan manis,
Namun ia tetap kubuat dalam sebuah folder yang istimewa, yang kunamai KENANGAN.
.
Dan teruntuk kamu,
Bapak Ibu anggota Badan Pelaksana dan Dewan Pengawas,
Terima kasih telah pernah hadir dalam sebuah mimpi yang indah,
Juga telah pernah membuat candu dengan sebuah senyum yang hangat,
Telah pernah membuat bahagia dengan ucapan selamat pagi,
Telah pernah berkhidmat untuk Tamu sang Maha Rahim,
Dan telah pernah berkarya dalam melayani ummat,
.
Terima kasih untuk sabar dan pengabdian yang tak kurang-kurang,
Untuk masa yang lama dan berjarak.
.
Dan pagi ini,
Saat titik-titik air embun belum kembali ke peraduannya, langit yang biru,
Kami menghaturkan sebait doa yang sederhana,
Semoga bapak Ibu,
Selalu berbunga, baik-baik saja dan bahagia.
.
Mengembaralah ke mana yang kamu ingin,
Menembus cakrawala di bumi Allah pemilik semesta,
Tanah air tersayang,
.
Sekembaliku dari hutan belantara yang hijau,
Aku hanya akan pergi dari serangkaian teka teki yang cukup rumit,
Aku akan bersahabat dengan waktu,
Dan sepertinya esok sore,
Waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan senja,
Tentang rindu yang diam-diam datang bertamu,
Tentang rasa kagum, juga cerita yang belum usai pada sebuah lembaran yang baru.

Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment