Puisi Perpisahan || Stasiun Berikutnya

Akhirnya kuputuskan untuk memblokir semua sosial mediamu,
Menghapus semua foto tentang kita,
Perlahan aku juga ingin menghapus kenangan tentang kita,
Kenangan yang indah,
Walau dibeberapa paragrafnya tertera luka,
.
Terima kasih atas sebuah pertemuan yang indah,
Pertemuan yang membuatku jatuh cinta dengan pagi,
Semangat menjalani hari,
Pertemuan yang membuatku merindukan malam,
Karena kita akan bercerita tentang kejadian hari ini,
Tersenyum, tertawa bahagia,
Hingga diakhiri dengan ucapan :
“Selamat malam,
Semoga mimpi yang indah”
.
Mulanya aku berpikir,
Rindu disebabkan oleh jarak yang jauh,
Namun sekarang berubah,
Rupanya jarak hanya bercerita tentang prioritas,
Dan prioritas biasanya karena kamu mengagumi seseorang,
Jika kita tidak mengaguminya lagi,
Otomatis jarak kita akan menjauh,
Walau sebenarnya kita dekat,
Sebuah teori baru dalam perjalanan hidupku.
.
Tentang kenangan,
Sepertinya belajar melupakan bukan sebuah hal yang baru bagiku,
Aku tahu,
Seringnya manusia dipertemukan dengan milyaran kebahagiaan dan rindu,
Diakhiri dengan miliyaran untaian memory dan kesedihan,
Upss,,,
Tapi aku nggak sedih ya,
Aku hanya perlu bersahabat dengan waktu,
Untuk merangkai kembali sebuah kisah perjalanan yang belum sempurna,
.
Katanya,
Jika diibaratkan pada perjalanan kereta api,
Aku ingin turun dulu di sebuah stasiun,
Sebelum melanjutkan perjalanan ke stasiun berikutnya
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment