Prahara yang begitu mencekam,
Kembali bertamu,
Dalam waktu yang cukup lama,
Ia adalah kezaliman yang merasuk hingga ke dalam inti hati,
Sakitnya,
.
Ia membawa luka dan tangisan yang mengucur deras,
Pada jalan mimpi yang telah kulukis,
Pada diary berwarna hijau tua,
.
Perlahan aku tersadar kembali,
Bahwa semakin dewasa,
Kita akan bertemu dengan beragam manusia,
Yang kebanyakan dari mereka adalah bajingan,
Orang-orang jahat yang menyamar jadi baik,
.
Pada akhirnya,
Aku yang meng-introspeksi diri,
Merendahkan hati,
Memperpanjang sujud,
Melapangkan dada,
Dan mengikhlaskan segala hal,
Menyadari kembali bahwa hidup adalah penerimaan,
Walau terasa sangat sakit,
.
Aku juga menyadari bahwa,
Hidup harus tetap berjalan,
Harus lebih menyala,
Agar mimpi yang telah kulukis,
Bisa kugapai perlahan walau harus berjalan pelan,
Semangatku tak boleh kalah dengan orang-orang jahat itu,
Biarkan saja mereka berkreasi dengan kejahatannya,
Aku yakin,
Sang Pemilik Semesta Raya dan seisinya,
Maha adil,
Yang akan membalas kezaliman mereka.
.
Cipt: Ahmad Zubeir Rangkuti