Puisi Sedih

Prahara

Saat milyaran prahara kutitipkan ke langit yang biru,
Disaat yang bersamaan,
Hadir pula triliunan prahara bertamu,
Ia menggoyahkanku dari serangkaian rasa dan mimpi,
Hampir jatuh,
Dan rasanya ingin pergi saja,
.
Namun kupilih untuk menggenggam erat kata hati,
Dan mengungkapkannya kepada mentari sore,
Saat senja belum menampakkan sinarnya,
.
Rangkaian rasa itu kini kian menemukan peraduannya,
Namun, masih ada seuntai amarah yang sepertinya harus dilepas dan harus difinishkan dengan segera,
“Ujar kata hati”
.
Mungkin inilah pertanda jika aku sudah mulai dewasa,
Ada banyak prahara yang silih berganti datang bertamu,
Tentunya ada pula jutaan senyum hangat yang memberikanku sinar tuk tetap melangkah
.
Aku tetap menggenggam erat untaian mimpi,
Berjalan walau tertatih,
Aku yakin,
Setelah hujan dan badai,
Akan ada pelangi yang indah
.
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment