Puisi Tentang Solo || Senja di Stasiun Balapan

Aku terperangkap dalam kagum,
Tertawan dalam tenang,
Terbujuk tuk mengitari Solo dari stasiun Balapan,
.
Melodi Bengawan solo, dan keroncong instrumentalnya,
Seakan membawaku pada sayup-sayup damai,
Menambah asa tuk segera mengitari,
Dan menarasikannya dalam sajak-sajak yang ranum,
.
Aku mentoleransi hati, melangkahkan kaki, dan mengayunkan tangan tuk segera menikmati keindahan kota Solo,
Kota kenangan,
Tak lupa aku membawa alat potret,
Tuk mengabadikan setiap memory hangat yang akan aku lalui,
.
Aku suka sejarah dan budayanya,
Aku suka suasana kotanya yang tenang,
Aku suka keramahtamahan warganya,
Aku suka wedangannya yang enak dan khas,
Aku juga suka tempat wisatanya yang keren banget,
Aku suka dengan senja yang memerah jingga di stasiun balapan Solo,
Masih banyak hal yang membuatku jatuh hati dengan Solo
.
Layaknya seperti senja di Stasiun Balapan yang membuatku candu,
Dan dibumbui rindu,
Suatu saat aku ingin kembali ke Solo,
Menarasikan sajak-sajak puisi yang ranum,
Melukis segenggam file memory yang hangat,
Untuk dibuat dalam sebuah folder istimewa,
Yang kunamai Kenangan
.
Cipt : Ahmad Zubeir Rangkuti

Leave a Comment